Politisi Harus Memiliki Loyalitas dan Integritas


Sartono Hutomo, S.E., M.M. (Anggota DPR-RI; Kepala Departemen Perekonomian Nasional DPP Partai Demokrat)

Sartono Hutomo tidak pernah bercita-cita menjadi politisi. Sejak tahun 1983, ia bergerak di industri pariwisata. Hanya, takdir membuatnya terjun total di dunia politik. Semua bermula ketika sosok yang sangat dikaguminya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggagas dan mendirikan Partai Demokrat. Kekaguman yang membuat Sartono Hutomo tanpa ragu bergabung bersama Partai Demokrat. Bagi Sartono Hutomo, integritas dan menjaga loyalitas adalah syarat utama bagi politisi.

Sartono Hutomo dilahirkan di Pacitan, Jawa Timur, 12 Agustus 1963. Kabupaten berjulukan "Seribu Satu Gua" itu juga tempat kelahiran satu putra terbaik bangsa: Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sosok yang menjadi panutan sekaligus sangat dikagumi Sartono Hutomo.


Sartono Hutomo mengawali pendidikan dasar dan menengah di Pacitan. Selanjutnya ia mendapat gelar S-1 di bidang manajemen ekonomi dan S-2 bidang manajemen.

Sartono Hutomo memang sosok yang mencintai pengetahuan. Meski telah meraih gelar master manajemen, ia tetap mengambil program Doktor (S-3) Pariwisata di Universitas Udayana, Bali. Kini Sartono Hutomo telah hampir menyelesaikan pendidikannya.

Dari Dunia Usaha ke Politik


Sartono Hutomo mengawali karier profesionalnya di dunia usaha pariwisata. Ia menekuninya sejak tahun 1983.

Namun ketika SBY menggagas dan mendirikan Partai Demokrat, Sartono Hutomo merasa terpanggil untuk bergabung di partai berlambang bintang segitiga merah putih tersebut. Tanpa ragu, Sartono Hutomo segera mendaftar sebagai Anggota Partai Demokrat, di awal pendiriannya.

"Jujur, karena sosok Pak SBY yang sangat kuat dan menginspirasi saya. Pak SBY terjun ke dunia politik dengan niat dan tekad membantu masyarakat luas. Terbukti, selama kepemimpinan beliau, tercipta program-program pro rakyat yang bisa dirasakan langsung," Sartono mengisahkan awal pengabdiannya di Demokrat.

Dari Bali ke Demokrat Pusat


Sartono Hutomo, yang akrab disapa "Pakde" oleh para kader junior di Partai Demokrat, sejak awal total mengabdi ke Partai Demokrat.

Karier politik Sartono bermula sebagai anggota Partai Demokrat Provinsi Bali. Ia kemudian didapuk sebagai Bendahara DPD Partai Demokrat Bali pada 2003-2009.

Amanah ini tentu bukan pekerjaan mudah. DPD Partai Demokrat Bali mesti menyusun dan menerapkan strategi untuk mendongkrak suara di provinsi yang dikuasai parpol tertentu.

Pekerjaan ini makin berat karena Demokrat merupakan partai yang baru eksis. Namun hal itu tak menyurutkan niat Sartono membesarkan panji-panji Partai Demokrat.


Pemilu 2004 menjadi pertaruhan Sartono yang termasuk pemimpin utama DPD Partai Demokrat Bali. Berkat keuletan dan kerja keras Sartono berserta jajaran DPD Partai Demokrat Bali, kader, dan simpatisan, Partai Demokrat berhasil meraih suara sebesar 5,11 persen untuk DPRD Provinsi Bali. Kontestasi Pemilu 2004 itu mengantarkan Sartono menjadi anggota DPRD Provinsi Bali periode 2004-2009.

Dari Partai Demokrat Bali, Sartono Hutomo pindah ke DPP Partai Demokrat.

Di DPP Partai Demokrat, Sartono Hutomo pernah menjadi Wakil Bendahara Umum, Bendahara Umum Partai, Ketua Divisi Logistik dan Ketua Departemen Perekonomian.

Pada Pemilu Legislatif 2014, Sartono Hutomo menjalankan instruksi partai untuk menjadi Calon Legislator DPR-RI dari Dapil Jatim VII yang meliputi Pacitan, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Trenggalek, disingkat Pawitan Golek.

Sartono Hutomo menjalankan instruksi Partai Demokrat dengan penuh kesungguhan. Kerja keras dan kedekatannya dengan masyarakat berbuah hasil maksimal. Sartono Hutomo terpilih sebagai Anggota DPR-RI periode 2014-2019.


Capaian karier politik itu kembali diulang Sartono Hutomo dalam Pemilu Legislatif 2019. Sartono Hutomo, yang selalu mengunjungi konstituennya di Dapil Jatim VII, kembali mendapat kepercayaan rakyat. Ia terpilih sebagai Anggota DPR-RI periode 2019-2024.

Satu hal menarik dari Sartono Hutomo adalah kedekatannya dengan masyarakat. Ia mengikuti ajaran SBY untuk selalu berada di tengah rakyat.

Bahkan Sartono memberikan nama "Dulur Dhewe" untuk para relawannya. Kata ini bermakna, seluruh pendukung Sartono Hutomo adalah para saudaranya.

Sartono memang dikenal sebagai sosok yang tak berjarak dengan masyarakat. Ia menyeruput kopi bersama masyarakat di berbagai warung. Ia fasih menyanyikan lagu dangdut yang digemari masyarakat. Ia bahkan kerap berjoget di tengah kegembiraan masyarakat.


Meski sudah dua periode duduk di DPR-RI, Sartono Hutomo tak pernah berjarak dengan masyarakat. Ia selalu membalas sapaan masyarakat di telepon pribadinya. Ia mendengarkan sungguh-sungguh
keluhan masyarakat, serta segera turun langsung atau meminta timnya membantu, jika ia mampu.

Atas perhatiannya kepada masyarakat, Sartono Hutomo menjawab, apa yang ia lakukan bukanlah hal besar. Ia hanya menjalankan apa yang selama ini dia pelajari dari SBY. Pangkat dan jabatan tak boleh membuat seseorang berjarak dengan masyarakat. Mencintai kemanusiaan adalah pengabdian tertinggi yang harus dijaga selamanya.

Fokus Membangkitkan Perekonomian Rakyat


Sebagai sosok yang lama bergelut di dunia usaha, Sartono sangat memahami perekonomian masyarakat. Pengalamannya sebagai kader dan wakil rakyat di Senayan juga membuatnya memahami bahwa selama SBY menjadi Presiden RI, perekonomian masyarakat membaik. Landasan inilah yang membentuk Sartono menjadi sosok wakil rakyat yang vokal, baik terkait perekonomian nasional, utang negara, maupun kesejahteraan masyarakat.

Logika Sartono amat tegas, jika perekonomian rakyat terjaga, maka daya beli masyarakat meningkat. Jika daya beli masyarakat meningkat, perekonomian nasional pasti bergerak, sehingga kas negara sehat. Inilah concern Sartono terhadap kebijakan pemerintah sejak awal pandemi melanda negeri.

Menurut Sartono, di tengah perekonomian dunia yang sulit saat ini, pemerintah perlu membangun paradigma baru dalam pembangunan ekonomi nasional. Harus komprehensif dan dilaksanakan secara bersama. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri, apalagi memaksakan kepentingan masing-masing. Program pemulihan sosial, ekonomi mulai dari sektor mikro sampai makro harus menjadi skala prioritas.


Sartono paham bahwa semua ini bukan pekerjaan mudah. Terlebih menjelang tahun politik di mana. Presiden kerap kehilangan konsentrasi dari para pembantunya.

"Mengembalikan daya beli masyarakat serta daya saing dan daya tumbuh, perlu kehadiran kita semua, serta Pemerintah," Sartono mengungkapkan.

Jika tidak maksimal dan bekerjasama untuk mengangkat kembali ekonomi nasional, bukan tak mungkin efeknya bisa berdampak pada tahun-tahun selanjutnya.

Itulah sebabnya, Sartono melalui relawan Sartono Dulur Dhewe terus bergerak membantu masyarakat di tengah situasi pandemi. Apalagi semangat membantu sesama ini juga menjadi arahan khusus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kepada seluruh kader Partai Demokrat.


Partai Demokrat terus bergerak secara sistematis dan terorganisir, dengan niat baik, saling tolong-menolong dan berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Sebagai bangsa besar kita memiliki sebuah basic value (nilai dasar) yang bisa mengkonsolidasi pemulihan ekonomi masyarakat  tersebut, yaitu gotong royong. Nilai dasar ini yang tentu perlu dikonsolidasikan Pemerintah lebih kuat lagi demi mempercepat pemulihan ekonomi kita," Sartono mengingatkan.

Pasang-Surut Tetap Bersama Demokrat


Bagi Sartono, "Setiap Masa Ada Pemimpinnya dan Setiap Pemimpin Ada Masanya". Begitupun di Partai Demokrat.

Menurut Sartono, semua Ketua Umum Partai Demokrat sudah melakukan hal terbaik di masanya. Namun yang menjadi ciri khas dari Ketum Partai Demokrat AHY, saat ini, adalah "Kuatnya Konsolidasi Harapan".

Kehadiran AHY membawa harapan baru. Harapan yang secara terukur dibuktikan dari berbagai survei di mana elektabilitas Partai Demokrat mengalami trend kenaikan.

Menurut Sartono Hutomo, banyak faktor yang membuat elektabilitas Partai Demokrat terus mengalami kenaikan.


Kepemimpinan AHY yang terus mengajak para kader Demokrat bergerak untuk perubahan dan perbaikan negeri ini.

Ketegasan Demokrat dalam menolak berbagai kebijakan yang tidak pro-rakyat seperti penolakan pada UU juga Perppu Ciptaker, penolakan Demokrat terhadap UU Minerba, juga terhadap Revisi UU IKN.


Ingatan masyarakat terhadap dua periode kepemimpinan SBY yang berdampak sangat baik pada pertumbuhan ekonomi, kebebasan berdemokrasi, dan penegakan supremasi hukum.

Kerja keras para kader Demokrat, Sabang hingga Merauke dalam berbagai program nasional diantaranya "Demokrat Lawan Corona", "Demokrat Peduli dan Berbagi", "Demokrat Peduli UMKM"...


Kesemua contoh di atas terjadi karena Demokrat berusaha untuk terus berada di tengah masyarakat. Bisa memahami keresahan masyarakat.

Menyikapi upaya Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) beberapa waktu lalu, Sartono Hutomo mengatakan hikmah besar yang didapat dari upaya GPK-PD tersebut adalah semakin kuat dan kokohnya kesolidan atau kekompakan para kader Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY. Para kader Demokrat semakin memahami bahwa dalam situasi seperti itu hanya sikap untuk menjaga kesolidan, integritas, dan loyalitas pada pemimpin yang bisa membuat partai tegak berdiri; mampu mengatasi segala rintangan.

Demokrat Berkoalisi dengan Rakyat


Meskipun saat ini elektabilitas Demokrat terus menanjak tetapi Sartono berharap para kader Demokrat tidak terlena. Partai Demokrat harus tetap menjadi payung bagi kepentingan masyarakat.

"Saat Partai Demokrat menjadi pemenang Pemilu 2009, masyarakat kita merasakan kehidupan demokrasi yang tumbuh dengan baik dan diakui dunia. Pers kita begitu merdeka, rakyat secara terbuka dan aman bisa mengutarakan pendapatnya ke Pemerintah di ruang publik. Tak kalah membanggakan, utang ke IMF bisa kita lunasi serta ekonomi kita tumbuh dan diakui dunia," Sartono memaparkan.

Demi menatap Indonesia ke depan, Kepala Departemen Perekonomian Nasional DPP Partai Demokrat ini berharap seluruh kader fokus dan kembali menginternalisasi kebesaran Partai Demokrat. Tentu, fokus tersebut tetap mesti dibarengi dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang berorientasi untuk membantu mengatasi kesulitan rakyat.


Kini di tengah kesibukannya menyelesaikan program Doktor (S-3) Pariwisata di Universitas Udayana, Bali, Sartono Hutomo juga harus bekerja keras memperjuangkan aspirasi masyarakat di DPR-RI (Jakarta) dan menyerap aspirasi masyarakat di Dapil Jatim VII.

Kehidupan rutinnya pun terus bergerak antara Jakarta, Jawa Timur, dan Bali.***

(Sumber: Wawancara dan Demokrat Newsletter)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Quick Count Rakata: Demokrat Raih Dua Kursi DPR-RI di Lampung

Jumat Berkah, DPP Partai Demokrat Berikan Surat Tugas kepada H. Syamsudin Uti sebagai Calon Bupati Indragiri Hilir

Anggota DPR Aceh HT Ibrahim ST MM, Caleg DPR-RI dari Demokrat, Politisi yang Melayani Bukan Dilayani