Anak Zaman dan Korupsi Pajak


Jangan pernah meragukan para pemuda. Jangan pernah meragukan anak zaman.

Mereka yang lahir menjelang pergantian milenium, hingga mereka yang dibesarkan era milenium.

Mereka menguasai teknologi. Mereka berani berekspresi. Mereka berdiskusi dengan rekan mereka di seluruh pelosok dunia. Mereka sangat memahami zamannya. 

Mereka juga dibesarkan dalam peradaban yang hanya mengenal satu ras makhluk berakal: Ras Manusia. Meski mereka sangat menghargai kebinekaan. Tradisi leluhur. Kearifan lokal.

Lihatlah bagaimana mereka mencintai Lionel Messi, yang mungkin alien itu. Tidak peduli apa suku bangsanya. 

Tetapi lihat jugalah bagaimana mereka masih mencium tangan orang tua atau yang layak mereka hormati.

Maka jika hari ini mereka begitu marah terhadap penganiayaan brutal Mario, putra pejabat Ditjen Pajak, terhadap seorang pelajar bernama David, itu adalah kemarahan karena peradaban mereka terancam.

Anak-anak zaman itu tidak ingin diwariskan sebuah peradaban yang melindungi kejahatan. Apalagi kejahatan kemanusiaan. Mereka punya darah dan nyali untuk melawan.

Anak-anak zaman yang berusia 18-30 tahun itu bertanya hari ini: jika gaji PNS/ASN sudah demikian besar, mengapa korupsi masih ada?

Andaipun TriSambo-do menerima penghasilan 100 juta per bulan, dari mana kekayaan Rp56 miliar itu? Bahkan tidak termasuk Harley dan Rubicon  yang dipamer-pamerkan anaknya. Andai dia menabung 50 persen penghasilan, maka dalam 30 tahun, ia maksimal hanya menabung kurang 20 miliar. Itu kalau sejak golongan 3A gajinya sudah 100 juta.

Dulu, saat bebas dari penculikan dan masih usia 20an, Andi Arief pernah bilang pada para kader & simpatisan PRD, jelang Pemilu 1999: biarkan mereka, para senior dan yang tua-tua itu memimpin negeri ini, tetapi jika mereka tidak bisa, kita yang muda-muda ini harus menggantikannya.

Saya percaya, satu waktu, asosiasi OSIS SMA/SMK/MA sederajat se-Indonesia akan bilang ke para PNS/ASN: mengabdilah pada negeri ini sebaik-baiknya. Jika tidak mampu, mundurlah. Kami siap menggantikan!

(Didik L Pambudi)

Foto: Jeep Rubicon yang dikendarai Mario Dandy Satriyo (CNN Indonesia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Quick Count Rakata: Demokrat Raih Dua Kursi DPR-RI di Lampung

Jumat Berkah, DPP Partai Demokrat Berikan Surat Tugas kepada H. Syamsudin Uti sebagai Calon Bupati Indragiri Hilir

Anggota DPR Aceh HT Ibrahim ST MM, Caleg DPR-RI dari Demokrat, Politisi yang Melayani Bukan Dilayani