Mengorbankan Sepak Bola untuk Popularitas


Oleh: Willem Wandik S. Sos. (Anggota DPR-RI Dapil Papua; Wakil Ketua Umum Partai Demokrat; Plt. Ketua Partai Demokrat Provinsi Papua; Ketua Umum DPP GAMKI)

Penyelenggaraan kontestasi Piala Dunia Sepak Bola U-20 batal diselenggarakan di Indonesia. Padahal ajang tersebut semestinya bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi negara, khususnya di cabang sepak bola, di tengah carut-marutnya manajemen penyelenggaraan turnamen lokal dan minimnya prestasi Timnas Indonesia.

Dalam keterangan resminya FIFA, otoritas tertinggi sepak bola dunia, mengatakan "FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023". Meski FIFA tidak secara lugas menjelaskan makna "keadaan saat ini" ditengarai gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia Sepak Bola U-20 di Indonesia dikarenakan penolakan sekelompok masyarakat terhadap Timnas Israel yang menjadi salah satu kontestan kompetisi tersebut.

Sejarah pernah mencatat ketika Presiden sukarno dengan tegas menolak Timnas Sepak bola Indonesia berhadapan dengan Timnas Israel pada kualifikasi Piala Dunia 1958. Hal itu dilanjutkan lagi dengan penolakan kedatangan delegasi Israel saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962.

Oleh karena itu, jika saat ini timbul penolakan serupa tentang keterlibatan Israel dalam ajang Piala Dunia Sepak Bola U-20, dimana Indonesia, tadinya, ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah penyelenggara, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mengagetkan.

Indonesia dan Israel memang tidak memiliki hubungan diplomatik sejak kedua negara berdiri. Ketiadaan hubungan diplomatik tersebut kerap kali menimbulkan kebuntuan bagi kedua negara jika bersinggungan dalam masalah politik juga masalah olahraga.

Demikian juga ketika Gubernur Bali dan Gubernur Jateng serta berbagai kelompok masyarakat menolak kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia Sepak Bola U-20. Tampak terasa rumitnya penyelesaian masalah tersebut karena ketiadaan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel. Melihat hal itu, FIFA mengambil langkah tegas dengan membatalkan drawing atau undian untuk Piala Dunia U-20 2023 yang semula akan digelar di Bali pada 31 Maret 2023.

Pembatalan undian untuk Piala Dunia U-20 2023 di Bali adalah pertanda buruk. Persoalan  politik bisa menjadi alasan FIFA untuk membatalkan Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia Sepak Bola U-20.

Masih hangat di ingatan kita ketika Timnas Rusia didiskualifikasi oleh FIFA karena sikap politik negara Rusia yang menginvasi Ukraina. Meski FIFA seharusnya tidak boleh melibatkan persoalan politik suatu negara dengan sepak bola agar tidak terjadi friksi di dunia olahraga yang mengedepankan netralitas, tetapi kewenangan penyelenggaraan kompetisi sepak bola di seluruh dunia adalah kewenangan penuh FIFA.

Saya telah berkali-kali menyesalkan adanya sikap Gubernur Bali dan Jateng serta para politisi dan kelompok masyarakat yang menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia. Sepak Bola bukan ranah politik. Pengelolaan sepak bola di dunia sepenuhnya menjadi kewenangan FIFA. Jika ingin menyelenggarakan Piala Dunia Sepak Bola U-20 di Indonesia maka kita harus mendukung dan menyambut sepenuhnya Timnas Israel.  Jika tidak, FIFA akan mengambil langkah tegas. Apalagi FIFA telah membatalkan undian untuk Piala Dunia U-20 2023 di Bali. Sayangnya penolakan terhadap kedatangan Timnas Sepak Bola Israel terus berlangsung.

Puncaknya, melihat rumitnya persoalan, maka FIFA dengan tegas membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia Sepak Bola U-20 di Indonesia.

Kini nasi sudah menjadi bubur. Langkah Presiden Jokowi mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk melobi Presiden FIFA Gianni Infantino di Qatar, tetap gagal membuat Indonesia menjadi penyelenggara. FIFA bersikukuh menghapus Indonesia menjadi penyelenggara Piala Dunia Sepak Bola U-20 tahun 2023.

Kegagalan tersebut tentulah menjadi catatan teramat penting bagi Indonesia.

Saat kita telah memasuki tahun politik maka sebuah isu sensitif akan sangat mudah dipolitisir menjadi isu publik. Dan para tokoh akan mengambil panggungnya masing-masing untuk mencari popularitas meski mengorbankan olahraga terfavorit di negeri ini: sepak bola.

Wa Wa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Quick Count Rakata: Demokrat Raih Dua Kursi DPR-RI di Lampung

Jumat Berkah, DPP Partai Demokrat Berikan Surat Tugas kepada H. Syamsudin Uti sebagai Calon Bupati Indragiri Hilir

Anggota DPR Aceh HT Ibrahim ST MM, Caleg DPR-RI dari Demokrat, Politisi yang Melayani Bukan Dilayani