Anggota DPR Aceh HT Ibrahim ST MM, Caleg DPR-RI dari Demokrat, Politisi yang Melayani Bukan Dilayani

Anggota DPR Aceh dari Fraksi Partai Demokrat, H.T. Ibrahim, S.T., M.M.

H.T. Ibrahim, S.T., M.M. adalah Anggota DPR Aceh dari Fraksi Partai Demokrat selama dua periode yakni 2014-2019 dan 2019-2024. 

Saat ini ia tengah mempersiapkan diri untuk maju sebagai Calon Anggota DPR-RI periode 2024-2029 melalui Partai Demokrat nomor urut 2 pada Pemilu Serentak 14 Februari 2024. Ibrahim maju dari Dapil Aceh I yang meliputi 12 kabupaten yakni Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Tenggara, Gayo Lues. Juga 3 kota, yakni Banda Aceh, Sabang, Subulussalam. 

HT Ibrahim, yang akrab disapa Bang Bram atau Pak Bram juga Ampon Bram (gelar yang diberikan masyarakat Aceh pada orang-orang terkemuka), juga pernah menjadi Anggota DPRK Aceh Besar 2009-2014 sebagai Wakil Ketua. 

Karier politik Ibrahim dimulai ketika ia menjadi Sekretaris Partai Demokrat Kabupaten Aceh Besar di 2003. Kekaguman Ibrahim pada sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menggagas pendirian Partai Demokrat, memantapkan hati Ibrahim untuk bergabung di partai yang baru berdiri tahun 2001.  

Partai Demokrat sukses mengantarkan SBY menjadi Presiden RI ke-6 periode 2004-2009. Pada saat itu, Ibrahim semakin meyakini, SBY akan menjadi pemimpin terbaik untuk Indonesia. 

Kekaguman Ibrahim pada SBY terbukti. Pada 26 Desember 2004, Aceh luluh lantak dilanda gempa dan tsunami. PBB menyatakan tsunami di Aceh sebagai bencana kemanusiaan terbesar. Beruntung Presiden SBY punya solusi cepat & berani mengambil risiko. SBY memaparkan kondisi Aceh di hadapan kepala negara seluruh dunia. 

Setelah paparan SBY tersebut, bantuan mengalir dari seluruh dunia ke Aceh.

Anggota DPR Aceh HT Ibrahim menemani Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke pasar rakyat

Di sisi lain, saat tsunami, GAM masih ada. 

Namun SBY menjadikan musibah tsunami sebagai momentum perdamaian. SBY mempertaruhkan kredibilitasnya untuk menempuh proses perdamaian dengan GAM.

Hasilnya luar biasa. 15 Agustus 2005, Pemerintah Indonesia dan GAM berdamai. 

Tahun 2011, Presiden SBY menerima penghargaan PBB karena SBY mengurangi dampak bencana alam tsunami. 

Menjelang Pileg 2009, Ibrahim maju sebagai Caleg untuk DPRK Aceh Besar. Di saat yang sama ia ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Pemenangan Pilpres SBY-Boediono untuk Kabupaten Aceh Besar. 

Kedua pekerjaan besar itu berhasil dilaksanakan Ibrahim. Ia terpilih sebagai Anggota DPRK Aceh Besar dan ikut mengantarkan SBY-Boediono memimpin Indonesia 2009-2014. 

Pada Pilpres 2009, pasangan SBY-Boediono memang menang telak di Aceh dengan sekitar 93 persen suara. Begitu juga suara Pileg, Partai Demokrat menang. 

Hasil itu merupakan ucapan terima kasih masyarakat Aceh atas keberhasilan SBY mengatasi bencana tsunami 2004 dan melahirkan perdamaian di Aceh 2005. 

Anggota DPR Aceh HT Ibrahim bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Ibrahim kemudian maju sebagai Anggota DPR Aceh pada Pemilu 2014 dan 2019. Seperti disampaikan di atas, Ibrahim kemudian terpilih sebagai Anggota DPR Aceh periode 2014-2019 dan 2019-2024. 

Kini, Ibrahim dipercaya sebagai Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Aceh serta Penasehat Fraksi Partai Demokrat DPR Aceh. 

Jika langkah perpolitikan Ibrahim terkesan sangat mulus, kesemuanya karena Ibrahim memang politisi yang dikenal luas dekat dengan rakyat. Bahkan banyak kalangan masyarakat Aceh memberinya julukan sebagai "politisi yang melayani bukan politisi yang dilayani". 

Ibrahim kerap berkeliling kabupaten dan kota di Aceh, tanah kelahirannya, hanya untuk menyerap aspirasi masyarakat. Ia tidak jarang berkunjung ke berbagai pelosok atau wilayah terpencil, hanya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat. 

Tentu Ibrahim tak hanya mendengar keluhan masyarakat tetapi juga berupaya memperjuangkan agar permasalahan mereka segera terselesaikan. Ibrahim kerap turun tangan langsung memberikan solusi atau memperjuangkan aspirasi masyarakat dalam kapasitasnya sebagai Anggota DPR Aceh. 

Fokus perjuangan Ibrahim adalah agar masyarakat petani dan nelayan di Aceh sejahtera, karena mayoritas masyarakat Aceh memang bekerja di dua profesi tersebut. 

Ia juga fokus pada upaya memperjuangkan hak-hak rakyat atas kesehatan dan pendidikan yang baik. Baginya negara harus menjamin adanya kesehatan dan pendidikan yang baik bagi seluruh masyarakat termasuk yang tidak mampu. Seluruh masyarakat harus dapat mengakses pelayanan kesehatan dan pendidikan. 

Ibrahim pun dikenal sebagai sosok yang sangat peduli pada kaum duafa dan yatim piatu serta kaum disabilitas. Tak terbilang usahanya untuk membantu. Mulai dari bersedekah hingga rutin memberikan bantuan sembako. 

HT Ibrahim dan istri tercintanya Rida Ariani 

Alasan Ibrahim selalu melakukan kegiatan kemanusiaan hanya agar ia bisa dekat dengan masyarakat. Dengan demikian ia memahami persoalan masyarakat dan mampu memberikan atau mencarikan jalan keluar dari permasalahan tersebut. 

Tak hanya di lingkup lokal atau nasional, Ibrahim yang juga Ketua Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Aceh ikut buka suara serangan zionis Israel di Gaza yang memakan banyak korban anak-anak. 

Ibrahim yang cinta damai menyerukan segera dilakukannya negosiasi demi kesetaraan dan perdamaian negara Palestina yang dulu mendukung Indonesia di awal kemerdekaan. 

Ibrahim memang dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan kemanusiaan. Selain sebagai Ketua YPAC Aceh, Ibrahim juga aktif sebagai Ketua Bidang Organisasi di Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh. 

Ada kisah menarik. Suatu waktu, di pagi hari, Ibrahim bersilaturahmi dengan masyarakat di sebuah hotel di Kota Sigli, Pidie. Silaturahmi itu dihadiri ratusan masyarakat. Saking banyaknya masyarakat yang hadir, banyak dari mereka yang tidak kebagian kursi hingga harus berdiri. 

Dalam pertemuan tersebut, Ibrahim menyampaikan pada masyarakat bahwa ia akan memperjuangkan berbagai aspirasi masyarakat, terutama kekhususan Aceh terkait turunan UUPA buah baik hasil Perdamaian Aceh, yaitu dana otonomi khusus untuk Aceh sehingga bisa terus diperpanjang untuk menyejahterakan masyarakat Aceh. 

Pada kesempatan itu, Ibrahim juga memastikan, ia bukanlah sosok yang susah ditemui jika ada masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya. 

Pernyataan Ibrahim tersebut ternyata dicatat oleh seorang perempuan bernama Linda, warga Kecamatan Indrajaya, Pidie. 


Seusai pertemuan, Linda dan temannya dengan mengendarai sepeda motor nekat ke rumah Ibrahim di Kecamatan Darussalam, Aceh Besar. Mereka tiba di rumah Ibrahim pukul 10 malam. Saat itulah Linda menyadari Ibrahim tidak sekadar omong kosong. Ia menyaksikan, jelang larut malam, Ibrahim dan istri masih bersilaturahmi dengan masyarakat yang datang ke kediamannya. 

Dalam silaturahmi di kediaman Ibrahim, Linda mengetahui bahwa Ibrahim memberikan kursi roda pada sejawatnya yang sedang sakit. Padahal dalam pertemuan di Sigli, Ibrahim tak pernah menjanjikan untuk membantu sejawat Linda. 

Ibrahim memang memegang prinsip jangan sampai mengecewakan masyarakat yang bertemu dengannya. Jika ia bisa langsung membantu maka ia  melakukannya segera. Jika ia belum bisa maka ia berusaha memperjuangkannya dalam kapasitas sebagai wakil rakyat di parlemen. 

Prinsip itu membuat kediaman Ibrahim dikenal luas masyarakat sebagai "Rumah Rakyat". 

Penyebabnya, Ibrahim memang membuat kediamannya terbuka 24 jam bagi siapa saja masyarakat yang ingin bertamu. Tak ada pengecualian; tak ada diskriminasi. Siapa pun yang datang, Ibrahim siap menerima jika memang ia ada di kediamannya. 

Hebatnya lagi, saat perayaan Hari Besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha, Ibrahim memuliakan masyarakat yang datang dengan menyajikan hidangan prasmanan beragam menu plus cemilan dalam jumlah besar. Hidangan prasmanan itu selalu terisi penuh menyambut masyarakat yang datang, bahkan andai jumlahnya ribuan orang. 

Terkait hal itu, Ibrahim mengatakan, ia ingin siapa pun masyarakat yang datang bisa langsung mencicipi hidangan yang ada tanpa perlu merasa sungkan. Biar masyarakat seperti merasa berada di rumah sendiri. Ibrahim memperlakukan tamu yang ia kenal dan tak ia kenal sama saja. Baginya siapa pun yang datang harus disambut baik. Bahkan yang tak beliau kenal sekali pun, ia diperlakukan sama saja dengan yang kenal. 

Kepada siapa pun yang datang bertamu, Ibrahim akan mengucapkan kalimat hangat "pajoh aju ubee-bee eik" (makanlah sepuas-puasnya). Itu adalah salam penghormatan dari Ibrahim kepada masyarakat yang datang berkunjung ke kediamannya. Sebuah penghormatan untuk tamu yang telah menjadi warisan budaya leluhur Aceh. 

Ibrahim memang sangat membumi. Ia kerap menyambut masyarakat yang datang dengan pakaian rakyat: sarungan dan berpeci. Tak ubahnya masyarakat kebanyakan. 

Ibrahim memang sosok yang sudah mapan dari sisi perekonomian. Tak ada lagi yang dibutuhkannya. Tak ada lagi yang perlu ditunjukkannya. 


Pencalonannya sebagai Anggota DPR-RI pun agar bisa memperjuangkan aspirasi rakyat dan mewujudkan program-program untuk kesejahteraan rakyat khususnya di Aceh. 

Cita-cita itu tentu mendapat dukungan penuh dari istri tercintanya, Rida Ariani yang juga mencalonkan diri sebagai Anggota DPRK Aceh Besar. Rida Ariani memang dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kaum perempuan dan sangat menyukai dunia politik. 

Jiwa sosial Ibrahim dan istrinya tentu disambut hangat masyarakat. Banyak kalangan masyarakat yang berkunjung ke kediaman Ibrahim dengan membawa buah tangan sebagai tanda terima kasih atas perjuangan Ibrahim mewujudkan aspirasi masyarakat. Hanya kerap sekali buah tangan, seperti udang; kepiting; ikan atau makanan laut berkualitas terbaik yang dibawa masyarakat. Atas buah tangan ini, Ibrahim akan memaksa untuk membelinya karena ia tak ingin juga menerima secara gratis karena bisa memberatkan masyarakat. 

Sejatinya tentulah buah tangan itu bentuk kasih sayang warga kepada Ibrahim yang dalam perannya sebagai legislator terus memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. 

Hal unik lainnya dari Ibrahim adalah kegemarannya untuk membantu permodalan bagi masyarakat yang bergerak di bidang UMKM, khususnya di bidang kuliner. Banyak sudah pegiat UMKM yang permodalannya dibantu Ibrahim sehingga mereka bisa mengembangkan usaha warung kopi, rumah makan, kios dan lainnya.

Bagi Ibrahim upayanya itu adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ibrahim memahami, UMKM mampu menyerap 97 persen dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi di Indonesia. 

Demikian sekilas profil HT Ibrahim, politisi yang digelari masyarakat sebagai sosok yang telah "terbukti bekerja melayani rakyat". 

DATA PRIBADI

Nama Lengkap: H.T. Ibrahim,ST., M.M.

Tempat, Tanggal Lahir: Banda Aceh, 08-08-1969

Agama: Islam

Alamat: Desa Lieu, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh 

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1978-1983: MIN Tungkop Darussalam, Aceh

1984-1986: SMPN Darussalam, Aceh

1987-1989: STM Negeri Banda Aceh

2003-2009: S-1 Teknik Sipil, Universitas Abulyatama, Aceh

2010-2012: S-2 Pasca Sarjana Unsyiah, Aceh 

KELUARGA

Istri: Hj. Rida Ariani, AMK

Anak: Rizky Ibdayansyah, Dinda Rizka Ibdayanti, Raisa Alya Ibdayanti 

RIWAYAT PEKERJAAN

1990-1992: Asisten Teknis PT Fajar Baizury Aceh Barat

1993-2007: Direktur CV. Mandiri Karya Utama Rizky Aceh Besar

2009-2014: Anggota DPRK Aceh Besar/Wakil Ketua DPRK Aceh Besar

2014-2019: Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Aceh

2019-2022: Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Aceh

2022- Sekarang: Penasehat Fraksi Partai Demokrat DPR Aceh 

RIWAYAT PERJUANGAN

2008-2009: Ketua Tim Kampanye Pemenangan Pilpres SBY-Boediono untuk Kabupaten Aceh Besar 

RIWAYAT ORGANISASI

2003-2007: Sekretaris DPC Partai Demokrat Aceh Besar

2006-2011: Bendahara GAPENSI Banda Aceh

2007-2012: Sekretaris DPC Partai Demokrat Aceh Besar

2008-2013: Sekretaris GAPKINDO Aceh

2011-2016: Ketua KONI Aceh Besar

2012-2017: Ketua DPC Partai Demokrat Aceh Besar

2015-2021: Ketua Komite Lab. School Unsyiah

2015-2021: Ketua Komite SMPN VI Banda Aceh

2017-2021: Ketua DPC Partai Demokrat Aceh Besar

2017-2022: Ketua Bid. SDM & Pertambangan Pemuda Pancasila

2019-2024: Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Bidang Otonomi Khusus dan Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA)

2019-2025: Ketua Ikatan Alumni Teknik Sipil Universitas Abulyatama, Aceh

2020-2025: Wakil Ketua APINDO Aceh

2020-2025: Ketua Bidang Organisasi Palang Merah Indonesia Prov. Aceh

2021-2026: Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Aceh

2022-2027: Ketua Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Aceh 

Bendahara FORSIAR (Forum Silaturahmi Aceh Rayeuk) di Kab. Aceh Besar

Ketua Forsila Kubra Beurawe (Forum Silaturahmi Kopi Cut Zien Beurawe)*** 

(Didik L. Pambudi, sebagian data disarikan dari myhelb.blogspotcom dan acehstandarcom)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Quick Count Rakata: Demokrat Raih Dua Kursi DPR-RI di Lampung

Jumat Berkah, DPP Partai Demokrat Berikan Surat Tugas kepada H. Syamsudin Uti sebagai Calon Bupati Indragiri Hilir