Keputusan dari Tower VS keputusan dari Tengah Rakyat, SP Punya Agenda Nonkebangsaan?


Oleh: Julwanri Munthe (Mantan Pengurus Pusat PMKRI & Pengurus Pusat Pemuda Katolik)

Saya memprediksi, pihak Partai Nasdem pasti akan memaksa Partai Demokrat untuk menghormati keputusan pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan secara perlahan akan memaksa Anies keluar dari arus perubahan. Bahkan, saya menduga, Surya Paloh (SP) menginginkan bersih dari bau-bau perubahan itu sendiri.

Saya lihat, bagi SP yang penting koalisi pendukung Anies harus dibersihkan dari semangat perubahan dan perbaikan. Kalau terkait skema dan peta jalan menang menjadi presiden di 2024, itu bukanlah opsi yang penting baginya. SP terkesan punya agenda sendiri non-kebangsaan, tapi semoga saja tidak.

Maka kemungkinannya zat dan kesaktian Anies harus ditawarkan dahulu.

Kekuatan Anies itu satu, saat dia di tengah rakyat, saat berada dekat dengan rakyat, saat berada dekat dengan ibunya, sahabatnya para aktivis, guru spritualnya. Maka saat di tempat itu, keputusannya pasti benar, di jalur perubahan dan perbaikan. Di atas 24 jam sekalipun, dia nyaman.

Di tengah blusukannya yang juga kerap dilakukan bersama Ketum Partai Demokrat AHY, nalurinya sebagai pemimpin yang diberangkatkan dari tengah masyarakat selalu dimurnikan.

Saat bertemu dengan para pedagang, pelaku UMKM, petani dan pekerja informal lainnya, Anies menjadi orang yang berempati atas situasi di masyarakat.

Saat bertemu ibunya, dia juga menjadi sosok yang punya mimpi (dream) seperti isi hati yang ia utarakan kepada Ketum Demokrat AHY agar menjemput takdir bersama sebagai pasangan Capres dan Cawapres di Koalisi Perubahan dan Persatuan.

Saat bertemu guru spritualnya dia menjadi sosok yang menghargai komitmen, nilai kesepahaman dan kesepakatan untuk berjuang bersama, seperti yang dinyatakannya kepada Mas AHY agar tidak meninggalkannya.

Itu terjadi dan dilewati Anies, bahkan dalam perjalanan yang cukup panjang walau tidak finish.

Namun sekali saja Anies dihadapkan pada situasi elitis ala SP di towernya, dia menjadi tawar hati dan berdarah dingin.

Tentu kita tidak mungkin katakan, jauhi SP, jangan bergaul dengan SP, atau bahkan menyarankan agar tidak percaya SP. "kecuali tidak ingin kehilangan value dan kesejatian".

Tidak mungkin kita ungkapkan itu.

Apalagi katanya SP itu sudah sangat senior dalam perpolitikan Indonesia. Kan tidak mungkin. Dia tetap kita hormati di luar agenda pribadinya.

Kemungkinan jadi sulit mengembalikan Anies ke tengah rakyat, dia mau bawa apa ke. tengah masyarakat kalau bukan hope, kalau bukan perbaikan?

Kecuali Anies sudah punya jalan politik yang berbeda, kegemarannya sudah tidak lagi dengan rakyat yang butuh lapangan pekerjaan, rakyat yang mengharapkan pertumbuhan ekonomi, pelaku usaha yang diberatkan oleh pajak, Tenaga Kerja yang merasa terjajah dengan TKA.

Saat pemerintah kerap menabrak aturan, mengelola negara sesuai selera, menjalankan pembangunan dengan utang yang semakin mengkhawatirkan.

Beda memang, hal yang sama diputuskan dari dua tempat yang berbeda.

Salam!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Quick Count Rakata: Demokrat Raih Dua Kursi DPR-RI di Lampung

Jumat Berkah, DPP Partai Demokrat Berikan Surat Tugas kepada H. Syamsudin Uti sebagai Calon Bupati Indragiri Hilir

Anggota DPR Aceh HT Ibrahim ST MM, Caleg DPR-RI dari Demokrat, Politisi yang Melayani Bukan Dilayani