Ali Muhammad Johan "Reinkarnasi" J. Leimena

Anggota DPRD DKI Jakarta H. Ali Muhammad Johan C., S.E., M.H.

H. Ali Muhammad Johan C., S.E., M.H. adalah Anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024. Ia juga Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta.

Darah politik mengalir deras di tubuh Ali. Ia adalah cucu kandung Wakil Perdana Menteri atau Waperdam RI (1957-1966) Johannes Leimena. Ia juga putra kandung KH Muhammad Suharli dan Melani Leimena Suharli, Anggota DPR-RI tiga periode.

Ikhwal ketertarikan pada politik, Ali mengatakan, jalan takdir yang membawanya ke politik.

Sejatinya, Ali memang tumbuh besar dalam lingkungan politik. Johannes Leimena adalah tokoh nasional yang sangat dibanggakan masyarakat, khususnya rakyat Kepulauan Maluku.

Ali merasa, sudah menjadi takdir politik J. Leimena dan keturunannya untuk berkiprah dalam perpolitikan nasional.

Apalagi Ali ternyata bertanggal lahir sama dengan J. Leimena. Ali lahir 6 Maret 1979 dan kakeknya lahir 6 Maret Maret 1905. Itu sebabnya nama Johan disematkan ke Ali. Nama yang berasal dari nama kakeknya.

Saat Ali lahir, kakeknya telah wafat, dua tahun sebelumnya (29 Maret 1977). Ali pun dianggap sebagai pengganti kakeknya. Ali seolah "reinkarnasi" dari J. Leimena.

Ali awalnya adalah seorang pengusaha. Ia mengelola biro perjalanan bersama orangtuanya.

Cerita perpolitikannya bermula di tahun 2000. Di era Pemerintahan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Saat itu, Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono berangkat haji ke Mekkah menggunakan biro perjalanan milik KH M. Suharli dan Melani Leimena Suharli. SBY dan Bu Ani pun langsung didampingi Suharli dan Melani.

Beribadah haji bersama ternyata melahirkan kedekatan antara SBY dan keluarga dengan Suharli beserta keluarga. Mereka pun menjalin persahabatan.

Anggota DPR-RI Melani Leimena Suharli dan putranya, Anggota DPRD DKI Jakarta Ali M Johan beserta keluarga bersilaturahmi ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan istrinya, Annisa Pohan Yudhoyono.

Persahabatan semakin erat, pada tahun 2004, SBY mengajak Melani Suharli agar masuk ke Partai Demokrat yang digagas dan didirikannya.

Setelah lima tahun di Demokrat, di tahun 2009, Melani Leimena Suharli memutuskan ikut Pemilu Legislatif 2009 dan terpilih menjadi Anggota DPR-RI periode 2009-2014. Prestasi yang diulangnya di Pemilu 2014 dan 2019.

Melani yang memilih jalan menjadi politisi kemudian mengkader Ali. Di pandangan Melani, setelah masuk Demokrat, inilah saatnya anak-anak muda berpolitik. Pandangan Melani itu didasari kenyataan banyak sekali kader Demokrat berusia muda yang terpilih sebagai Anggota DPR-RI, DPRD Provinsi; Kabupaten; Kota.

Ali memang memutuskan masuk menjadi kader Demokrat pada tahun 2009. Tetapi jauh sebelumnya ia telah sangat mengagumi jalan pemikiran SBY.

Ali bahkan telah mengikuti perjalanan politik SBY sejak tahun 2000. Sejak terjadi kedekatan antara keluarga Melani dan keluarga SBY.

Ali melihat, SBY adalah "angin segar" perpolitikan dan demokrasi Indonesia yang berasal dari TNI. Ia  tampak memiliki banyak keunggulan dibandingkan para menteri lainnya.

Ali mengenang, saat itu sangat jarang dari TNI yang terlihat bersinar di era reformasi, tetapi sinar atau karisma SBY sangat terlihat.

Setelah pemerintahan berganti dari Kepresidenan ke Gus Dur ke era Presiden Ke-5 Megawati Soekarno Putri, SBY dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Karier politik SBY semakin bersinar. SBY kemudian mundur dari Menko Polkam dan tak lama kemudian mencalonkan diri sebagai Capres di Pilpres 2004.

Majunya SBY ke Pilpres 2004, disambut gembira oleh keluarga besar Melani Leimena Suharli, termasuk Ali. Mereka meyakini, SBY akan menjadi Presiden RI ke-6.

Anggota DPRD DKI Ali M. Johan menyantuni anak-anak yatim, kaum dhuafa serta lansia melalui Majelis Tahfidz Al-Qur’an As-Syakuur di Kebayoran Lama.

Harapan mereka menjadi kenyataan. SBY menjadi Presiden ke-6.

Ali kemudian menyaksikan satu demi satu prestasi SBY sebagai Presiden Ke-6. SBY mampu menstabilkan perekonomian bangsa dengan tetap membuka lebar keran demokrasi. SBY menjadikan hukum sebagai panglima. SBY mampu menyelesaikan konflik di Poso serta berbagai konflik di daerah lainnya. 

Hal paling fenomenal, SBY mampu melahirkan perdamaian di Aceh, ditandai dengan nota kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005. Padahal konflik di Bumi Serambi Mekah itu telah berlangsung sejak era pemberontakan Di/TII di tahun 1953-1962 hingga pemberontakan GAM 1976-2005.

Lugasnya, Ali melihat SBY adalah presiden yang mampu mengatur sistem ketatanegaraan dengan sangat baik. SBY adalah pemimpin yang bervisi negarawan.

Ketika masuk ke Partai Demokrat, Ali melihat banyak anak-anak muda yang bergabung di partai berlambang bintang segitiga merah putih tersebut. Kaderisasi berjalan baik di tubuh Partai Demokrat. Persiapan untuk penyerahan tongkat estafet atau regenerasi sudah terlihat. 

Di tahun 2010, seorang kader muda Demokrat bernama Teuku Riefky Harsya (kini Sekretaris Jenderal Partai Demokrat) mengajak Ali Suharli masuk ke organisasi sayap Demokrat yang didirikan dan dipimpinnya. Sayap Demokrat tersebut bernama Insan Muda Demokrat Indonesia (IMDI). Ali dipercaya Riefki menjadi Ketua IMDI DKI Jakarta.

Menjelang Pilkada DKI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur (Cagub). Ali bersama Melani segera turun total membantu pemenangan AHY.

Meski gagal menjadi Gubernur DKI, AHY telah tertarik kepada ketotalan Ali yang mendukungnya habis-habisan di Pilkada DKI.

Pada tahun 2018, AHY menjadi Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Partai Demokrat dalam Pemilu Serentak 2019. AHY kemudian mengajak Ali sebagai satu Deputi di Kogasma Demokrat.
Berada dalam satu wadah, Ali semakin dekat dengan AHY. Apalagi usia mereka terbilang sama. Kedekatan itu juga membuat Ali semakin total berpolitik. Ali merasa sudah saatnya ia turun ke gelanggang perpolitikan tanah air.

Keyakinan yang membuat Ali memutuskan maju sebagai  Calon Anggota DPRD DKI Jakarta di Pemilu 2019.

Anggota DPR-RI Melani Leimena Suharli dan putranya, Anggota DPRD DKI Jakarta Ali M Johan berbagi takjil kepada warga. Ini adalah kegiatan rutin di bulan Ramadan, setiap tahun.

Setelah memutuskan maju pada Pileg DPRD DKI Jakarta, Ali segera menyosialisasikan figurnya ke masyarakat. Ia bertandem dengan ibunya yang kembali maju sebagai calon Anggota DPR-RI.

Ali mencalonkan diri ke DPRD DKI Jakarta dari Dapil Jakarta Selatan 7 (meliputi Kecamatan Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Kebayoran Baru, dan Cilandak). Sedangkan Melani mencalonkan diri untuk DPR-RI dari Dapil Jakarta 2 (meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri).

Meskipun bertandem dengan ibunya, Ali menyadari, dia tidak mungkin memenangkan kursi DPRD DKI Jakarta jika tidak berusaha semaksimal mungkin.

Ali pun memutuskan untuk bertarung all out. Ia menyosialisasikan dirinya ke masyarakat pagi, siang, sore, malam hampir setiap hari sejak awal hingga batas kampanye berakhir.

Saat itu situasi para kader Demokrat memang berat. Demokrat tidak punya kader yang menjadi capres-cawapres. Akibatnya tidak ada coattail effect (dampak ekor jas) bagi para kader yang maju di pemilihan legislatif.

"Kalau tidak bekerja keras, kader Demokrat tidak bisa terpilih sebagai anggota legislatif," ujar Ali mengenang.

Menyadari beratnya Pemilu 2019, SBY turun langsung untuk memimpin pemenangan Partai Demokrat. Hanya saja di tengah upayanya itu, Bu Ani Yudhoyono jatuh sakit dan harus dirawat di Singapura. Kepemimpinan pemenangan Pemilu 2019 pun diserahkan sepenuhnya ke AHY didukung seluruh petinggi DPP Partai Demokrat.

Ketotalan AHY memimpin pemenangan Pemilu 2019, cukup membantu Ali. AHY bahkan sempat berkunjung ke dapil Ali, menyosialisasikan figur Ali ke masyarakat. Begitupun Ali menyadari faktor utama yang bisa membuatnya terpilih sebagai Anggota DPRD DKI adalah usaha maksimal dari diri sendiri. Seorang politisi tidak bisa mengandalkan orang lain untuk keberhasilannya.

Ali pun bergerilya di lapangan, memotivasi dirinya terus-menerus, menyiapkan alat peraga kampanye semaksimalnya, serta memetakan wilayah dengan detail.
Lewat pendekatan maksimal dengan masyarakat, Ali akhirnya terpilih sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta.

Anggota DPRD DKI Jakarta Ali M Johan memberikan bantuan nasi bungkus, paket sembako, juga sumbangan perahu karet kepada warga korban musibah banjir di Kel.Petogogan, Kec.Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ditanya targetnya mendatang di Pemilu 2024, Ali menjelaskan, sebagai seorang akuntan, ia selalu menghitung setiap langkah politiknya. Ia berusaha mengukur diri dan memastikan seluruh strateginya bisa berjalan baik.

Ali mengatakan saat ini ia terus belajar meningkatkan pemahaman politiknya terutama pada sosok  AHY yang memimpin Partai Demokrat.

Di mata Ali, sosok AHY adalah politisi brilian yang cerdas, berani, dan cepat bertindak.
Ali cukup mengenal AHY secara pribadi. Bahkan pada tahun 2018, AHY dan Ali pernah berangkat haji bersama selama 14 hari.

Karenanya, Ali meyakini sepenuhnya, AHY akan meraih prestasi tertinggi di dunia politik.

Ali mengingatkan bagaimana matangnya kepemimpinan AHY ketika berhadapan dengan Moeldoko dan para pendukungnya yang ingin mengambil alih kepengurusan di Demokrat.

Keberanian luar biasa dan kecepatan bertindak dengan perhitungan matang menjadi kunci keberhasilan AHY memimpin para kadernya memenangkan pertarungan lawan Moeldoko cs dengan skor 18-0 di berbagai tingkat pengadilan.

Berpandangan pada keberhasilan tersebut, Ali meyakini, di bawah kepemimpinan AHY, Partai Demokrat bisa mencapai prestasi gemilang.

Saat ini, Partai Demokrat telah sangat siap untuk bertarung di Pemilu Serentak 2024.

Ali berharap, Demokrat kembali memenangkan Pemilu 2024 sehingga bisa berjuang semaksimal mungkin untuk mewujudkan amanah masyarakat.***

Anggota DPRD DKI Jakarta Ali M Johan terpilih sebagai peserta terdisiplin kehadirannya, dalam acara Bimtek (Bimbingan Teknis) dari Ribuan Anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Data Pribadi H. Ali Muhammad Johan C., S.E., M.H.

Lahir: Jakarta, 6 Maret 1979.
Agama: Islam
Istri: Eva Julianti Yunizar
Anak: Alia Valisha Zahrania dan Muhammad Sulaiman Harsha Ali.
Alamat: Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pengalaman Organisasi:

Ketua Komite Tetap Biro Perjalanan Wisata Kadin DKI Jakarta (2013-2018).
Departemen Bidang 2 Ekonomi & Perbankan BPP HIPMI (2016-2019).
Wakil Bendahara Umum DPP AMPHURI (2016-2019).
Sekretaris Divisi Tanggap Darurat Karang Taruna Nasional (2019-2020).
Anggota Departemen Urusan DPR DPP Partai Demokrat (2017-2020).
Sekretaris DPC Partai Demokrat Jakarta Selatan (2018-2023)
Kepala BPPM DPP Partai Demokrat (2020-2023).***

(Didik L. Pambudi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Quick Count Rakata: Demokrat Raih Dua Kursi DPR-RI di Lampung

Jumat Berkah, DPP Partai Demokrat Berikan Surat Tugas kepada H. Syamsudin Uti sebagai Calon Bupati Indragiri Hilir

Anggota DPR Aceh HT Ibrahim ST MM, Caleg DPR-RI dari Demokrat, Politisi yang Melayani Bukan Dilayani