Ossy Dermawan, Murid Langsung SBY yang Jadi Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN


Presiden RI Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto telah melantik Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Mayor (Purn) H. Ossy Dermawan, BS, M.Sc. sebagai Wakil Menteri (Wamen) Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pelantikan dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024).

Ossy mendampingi H. Nusron Wahid, S.S., M.Si. yang ditunjuk menjabat sebagai Menteri ATR/Kepala BPN menggantikan Dr. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Indonesia.

Ossy Dermawan adalah satu figur terdekat Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ossy selalu mendampingi SBY sejak tahun 2014. Sejak itulah, Ossy terus menimba ilmu, langsung dari SBY.

Kecakapan Ossy Dermawan juga dikenal Prabowo Subianto sejak lama. Semasa menjadi Danjen Kopassus, Prabowo Subianto menginisiasi progam beasiswa ke universitas-universitas militer terkemuka bagi para lulusan SMA berprestasi. Satu diantaranya adalah Ossy Dermawan.

Ossy Dermawan memang memiliki latar belakang militer yang panjang. Sebelum terjun ke dunia politik, Ossy mengabdi sebagai prajurit TNI.

Ossy Dermawan lahir di Jakarta pada 9 November 1976. Ia mengawali pendidikan formal di SDN Menteng 01 Pagi Jakarta dan melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Cikini. 

Setelah itu ia menempuh pendidikan di  SMAN 8 Jakarta. Pada tahun 1994, saat memasuki kelas II SMA, Ossy berkesempatan mengikuti program pertukaran pelajar American Field Service (AFS) dan bersekolah di Templestowe College, Melbourne, Australia selama 1 tahun. 

Setelah menamatkan pendidikan di SMAN 8 Jakarta, pria berdarah Minang dari Bukittinggi, mendapat beasiswa dari TNI dan berkesempatan untuk menyambung pendidikan di.Norwich University, Military College of Vermont, akademi militer swasta tertua di Amerika Serikat.

Program beasiswa inilah yang diinisiasi oleh Prabowo Subianto, saat itu menjabat Danjen Kopassus.

Ossy menjawab kepercayaan itu dengan menjadi lulusan terbaik. Ia meraih nilai Grade Point Average (GPA) hampir 4.0. Dalam sejarah Norwich University yang berdiri sejak tahun 1819, Ossy menjadi orang luar negeri pertama yang mampu menjadi lulusan terbaik di sekolah militer tersebut pada tahun 2000. 

Dalam pidato kelulusannya di Norwich University, Ossy menjelaskan, menjadi pelajar rantau di negeri Paman Sam pada rentang tahun itu bukanlah hal yang mudah. 

Selain itu, Ossy juga sempat menghadapi situasi sulit. Ayahnya berpulang satu tahun sebelum kelulusannya. 

Namun dukungan keluarga. sahabat dan orang-orang terdekatnya membuat Ossy bisa tetap tangguh dan memberikan hasil terbaik.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Norwich University, Ossy melanjutkan pendidikannya di dalam negeri. Ossy masuk Sekolah Perwira Prajurit Karier (Sepa PK) TNI di Magelang dan Sesarcab Kavaleri di Padalarang pada tahun 2001.

Selanjutnya, pada 2008 dan 2009, Ossy juga menyelesaikan pendidikan militernya: Susdanki Kavaleri di Padalarang dan Sussarpa Intel BAIS di Cilandak.

Tahun 2011, Ossy juga menyelesaikan pendidikan Diklapa II Kavaleri di Filipina.

Tidak hanya cerdas secara akademik, Ossy juga termasuk perwira yang tangguh di lapangan dan medan pertempuran. 

Selama 17 tahun di dunia militer, Ossy lengkap telah menjalani penugasan operasi militer baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Ossy pernah bergabung dengan Satgas Kikav 31 selama 1,5 tahun dalam operasi militer di Ambon pada 2004, dan bergabung dengan Garuda XXIII A/AUNIFIL dalam operasi perdamaian PBB di Lebanon selama setahun pada tahun 2006. 

Dalam pelaksanaan tugas operasi di Lebanon inilah, Ossy berdinas bersama AHY yang kemudian menjadi ketua umumnya di Partai Demokrat.

Tidak hanya penugasan operasi tempur, dengan kematangan, pengalaman, kecerdasannya itu Ossy beberapa kali juga mendapat penugasan luar negeri, seperti Kartika Burra Exercise di Australia (2008), Studi Banding Intelijen di Pakistan (2009), Rapat Army-to-Army di Filipina (2011), IELTS Preparation di Singapura (2013), dan belasan kali mengikuti kegiatan luar negeri Presiden RI ke-6 SBY dalam rentang tahun 2014 hingga 2017.

Di bidang akademik, Ossy juga berhasil menyelesaikan pendidikan S-2 dengan gelar Master of Science di Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU) Singapura pada tahun 2013.

Ossy Dermawan meraih sejumlah penghargaan atas prestasi dan dedikasinya, termasuk sebagai lulusan terbaik dari Norwich University, Amerika Serikat. 

Ia juga merupakan lulusan terbaik pada pendidikan Sepa PK TNI (2001), Sessarcab Kavaleri (2001), Susdanki Kavaleri (2008) dan Diksarpa Intelijen BAIs TNI (2009).

Ossy juga dianugerahkan pemerintah beberapa penghargaan Satyalencana Dharma Nusa, Satyalencana Santi Dharma, Satyalencana Kesetiaan VIII dan XVI Tahun. Ossy juga mendapatkan Medali dari PBB (UN Medal) atas penugasan dan pengabdiannya menjaga perdamaian di perbatasan Israel-Libanon.

Menimba Ilmu Langsung dari SBY

Pada April 2014, Ossy mendapatkan tugas sebagai Asisten Sekretaris Pribadi (Assespri) Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Di ujung masa bakti SBY sebagai presiden, Ossy makin mengenal lebih dekat nilai; prinsip; karakteristik; dan kepemimpinan  SBY. 

Bagai gayung bersambut, SBY pun mempercayakan Ossy untuk menjadi Staf Pribadi Presiden ke-6 RI setelah SBY purna tugas sebagai presiden. 

Di sinilah Ossy berkesempatan untuk belajar banyak dari sosok seorang SBY.

Ossy menyampaikan, "Bapak SBY adalah sosok pemimpin yang dapat dikatakan sebagai 'paket lengkap'. Bapak SBY adalah seorang militer, birokrat, akademisi, profesor dan seniman. Tentu tidak banyak contoh di dunia ini di mana pemimpin sebuah negara bisa memiliki rentang pengalaman yang cukup luas. Inilah pentingnya kita sebagai generasi mendatang harus banyak menimba ilmu dan belajar dengan sosok pemimpin seperti Bapak SBY."

Selain itu. Ossy juga mengagumi kelembutan hati SBY dalam membina rumah tangga dan keluarga.

Ossy bersyukur dapat menjadi saksi sejarah dalam berbagai episode kehidupan Presiden ke-6 RI tersebut.

Ossy dapat menyaksikan luka yang mendalam yang dirasakan SBY ketika ditinggal belahan jiwanya, almarhumah Ibu Ani Yudhoyono di RS Singapura. 

Ossy juga menyaksikan secara langsung transformasi SBY dari presiden menjadi seorang pelukis.

"Dari Bapak SBY, saya belajar bahwa hidup adalah universitas yang abadi. Saya belajar bahwa hidup membutuhkan konsistensi antara ucapan dan perbuatan serta tindakan. Saya merasa beruntung. bangga dan terhormat bisa menimba ilmu secara langsung dari Bapak SBY. Merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya dalam kehidupan saya," Ossy menegaskan.

Politik Berkeadaban untuk Indonesia Lebih Baik

Sekitar 17 tahun mengabdi di dunia militer, Ossy akhirnya memutuskan pensiun dengan pangkat terakhir mayor dan hijrah ke dunia politik. 

Ossy terjun ke dunia politik karena ingin berkontribusi lebih banyak bagi bangsa dan negara. Selain itu, faktor SBY yang berpolitik secara santun dan penuh etika menjadi salah satu alasannya meneguhkan niat untuk berkarier di dunia politik melalui Partai Demokrat.

"Saya mengenal politik dari Pak SBY sejak sebagai staf pribadinya. Di mana beliau selalu mengajarkan politik santun dan penuh etika," kata Ossy.

Ossy menceritakan, pilihannya untuk mengabdi di dunia politik tidak luput dari pertentangan, baik dari keluarga maupun orang terdekat. Pertentangan itu muncul dikarenakan banyak anggapan yang selama ini mengidentikkan politik itu kotor dan jahat. Akan tetapi, dengan tekad yang kuat untuk mengubah politik Indonesia ke arah yang berkeadaban, serta berkaca dari politik santun yang diserapnya dari SBY, Ossy akhirnya bisa meyakinkan pilihannya sudah tepat.

"Memang banyak yang menyayangkan keputusan saya untuk keluar dari TNI. Namun saya yakinkan bahwa di mana pun kita mengabdi, selama tujuannya adalah untuk merah putih, maka ladang pengabdian akan menjadi sangat luas, termasuk salah satunya di bidang politik. Banyak yang menganggap politik itu kotor dan jahat, namun jika orang-orang baik tidak masuk ke dalam dunia politik, maka kita tidak akan pernah bisa mengubah politik Indonesia ke arah politik yang berkeadaban," Ossy menjelaskan.

Partai Demokrat memiliki masa lalu yang cukup gemilang dan sukses mengantarkan Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di tengah berbagai deraan krisis dan badai selama 10 tahun. 

"Capaian itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di dalam negeri, tapi juga diakui oleh dunia, Indonesia sudah jauh lebih baik setelah SBY memimpin selama 10 tahun," tegasnya.

Selain memiliki masa lalu yang gemilang, Ossy juga mengatakan, Partai Demokrat juga akan memiliki masa depan yang cerah. Hal tersebut tak lain dan tak bukan karena Partai Demokrat memiliki sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menjadi salah satu figur pemimpin Indonesia di masa mendatang.

Menurut Ossy, AHY memiliki kepribadian yang kuat dan tegas dalam menghadapi keadaan apa pun yang sedang terjadi.

"Saya mengenal Ketum AHY sejak sama-sama berdinas sebagai prajurit, saat bertugas di Lebanon, saya melihat karakter dan kepribadian AHY yang walaupun saat itu belum berpangkat tinggi namun sudah memiliki pemikiran dan visi yang besar. AHY juga merupakan sosok profesional dalam bidang apa pun yang digelutinya. Saat menjadi prajurit, dia adalah prajurit profesional. Dan kini, tak heran dia juga mampu beradaptasi dengan cepat sebagai politisi dan Ketum Parpol," pungkas Ossy.

Sebagai Wasekjen di Partai Demokrat, Ossy berharap mampu memberikan angin segar, membawa semangat, serta energi positif bagi pengembangan organisasi ke depan.

Ossy merasa nyaman di Partai Demokrat karena partai ini merupakan partai yang terbuka mengedepankan kebersamaan. serta berpegang pada pilar utama perdamaian, keadilan, kesejahteraan dan demokrasi.

Partai Demokrat juga dirasa Ossy merupakan kendaraan politik yang menjadi harapan baru bagi rakyat dalam menjawab segala permasalahan yang tengah membelit bangsa saat ini.

Oleh sebab itu, Ossy mengajak seluruh kader Partai Demokrat untuk terus solid dan bekerja nyata berkoalisi dengan rakyat sesuai arahan Ketum AHY dan sesuai legacy Bapak SBY.

Manajer LavAni 

Ketika Presiden RI Ke-6 SBY mendirikan Klub Bola Voli LavAni pada tahun 2019, Ossy ditunjuk menjadi Manajer Klub. 

Di bawah manajemen Ossy Dermawan, Klub LavAni menorehkan prestasi menjadi juara Proliga 2022 dan 2023 dan menjadi klub debutan pertama di Indonesia yang mampu meraih juara 2 tahun berturut-turut dalam turnamen voli kasta tertinggi di Indonesia.

Di tahun 2024, LavAni kembali masuk ke grand final. Meski akhirnya, LavAni dikalahkan Bhayangkara Presisi.

Capaian prestasi dari sekolah, militer, politisi, hingga membina klub bola voli, menunjukkan Ossy Dermawan adalah figur tangguh yang cakap dan total dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Wajarlah jika Presiden RI Prabowo Subianto melantik Ossy Dermawan sebagai Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN agar setiap tanah dan properti di republik ini bisa terdata dengan baik. 

Selamat bekerja dan sukses, Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN Ossy Dermawan. Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi.

(demokratnewsletter/tribunnews/antara/wikipedia/dik)

Postingan populer dari blog ini

Langkah Gemilang Wakil Ketua DPRK Gayo Lues Fahmi Sahab

Kepala BHPP DPP Partai Demokrat Dr. Muhajir: Kami Wajib Memiliki Loyalitas Tanpa Batas

Dr. H. Nanang Samodra, Anggota DPR-RI 4 Periode yang Tenang dan Penuh Data