Habib Hasyim Arsal Alhabsi: Politik adalah Medan Juang Membela yang Lemah
"Jangan maklumi kelemahanmu, maklumi kelemahan orang lain"
Itulah petuah alm. Arsal Alhabsi (wartawan legendaris dari Sulawesi Selatan) yang menjadi panduan hidup putranya, Habib Habib Hasyim Arsal Alhabsi
Petuah itulah yang membuat Deputi Perhubungan DPP Partai Demokrat (2025–2030) tersebut bagai tak mengenal lelah menyampaikan pesan peradaban yang penuh data, informatif, dan menyejukkan. Baik sebagai kader Demokrat; Public Relations & Communication Director, DeHills Group; maupun berbagi tulisan di berbagai media mainstream serta media sosial.
Habib Hasyim Arsal Alhabsi dilahirkan di Makassar, 28 Februari 1969.
Ia mengawali pendidikan dasar di SD Negeri 71 Rappo Jawa, Makassar (1981).
Selanjutnya Hasyim Arsal melanjutkan pendidikan menengah pertama di Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur'an IMMIM Makassar (1984).
Selulus dari IMMIM, ia sekolah di SMA Negeri 1 Makassar (1987).
Usai menamatkan pendidikan menengah, Hasyim Arsal kuliah di Ilmu Komunikasi Massa, Universitas Indonesia (1992).
Hasyim Arsal meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) dari FISIP, Universitas Hasanuddin (1997).
Hasyim Arsal benar-benar menempuh kehidupan dengan perjuangan. Ia telah meniti karier semenjak kuliah sebagai Public Relations Coordinator & Entertainment Manager, Hotel Victoria International Makassar (1992–1996).
Selanjutnya ia berkarier sebagai Public Relations Manager, Sahid Raya Hotel Makassar (1996–1999) dan Project Manager, Direct Concept Singapore (1999–2000).
Karier Hasyim Arsal makin cemerlang ketika dipercaya sebagai Corporate Communication & PR Manager, Lion Air (2000–2014).
Sejak 2021, Hasyim Arsal bekerja sebagai PR & Communication Director, DeHills Group.
Meskipun telah menuai prestasi terbilang cemerlang di dunia komunikasi, Hasyim Arsal tetap tertarik untuk terjun di dunia politik.
"Saya percaya bahwa politik adalah sarana mulia jika dijalani dengan akhlak. Politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, tapi medan juang untuk membela yang lemah, meluruskan sejarah, dan menyuarakan suara yang dibungkam. Saya terinspirasi dari perjuangan orang tua saya yang selalu mengajarkan bahwa kehormatan manusia terletak pada keberanian menyuarakan kebenaran, bukan pada posisi," Hasyim Arsal memaparkan dalam wawancara dengan blog narasi, hari ini.
Sejak 2008, Hasyim Arsal bergabung dengan Partai Demokrat. Ia memilih bergabung dengan partai yang digagas dan didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena melihat Demokrat adalah rumah yang memberi ruang bagi berpikir cerdas dan merdeka.
"Di tengah dinamika politik, Demokrat tetap menjunjung etika dan intelektualitas, dan saya melihat ada sinergi antara nilai-nilai saya dengan semangat partai ini: nasionalis, religius, rasional, dan berpihak pada rakyat," Hasyim Arsal Alhabsi menguraikan.
Selama berprofesi sebagai politisi hal-hal yang paling mengesankan dalam kehidupan Hasyim Arsal adalah saat ia bertemu rakyat kecil yang dengan jujur mengatakan, “Kami tidak butuh uangmu, kami butuh keberanianmu".
"Hal itu menyentuh hati saya. Mereka tidak meminta lebih, hanya agar ada yang bersuara untuk mereka. Itulah saat saya sadar, politik harus diisi oleh nurani, bukan hanya strategi," ujar Hasyim Arsal tentang tugas seorang politisi.
Atas tuntutan rakyat kecil tersebut, Hasyim Arsal menegaskan, hal paling utama yang ingin ia lakukan bagi kesejahteraan masyarakat adalah memberikan akses pendidikan dan budaya secara gratis dan merata.
"Saya yakin bahwa bangsa yang berilmu adalah bangsa yang kuat. Termasuk membangun ruang-ruang publik yang bahagia—melalui seni, musik, dan pendidikan karakter. Itu sebabnya saya mendirikan Dehills Institute, yang memberi pendidikan seni dan musik gratis ke seluruh Indonesia," Hasyim Arsal menyampaikan latar ia mendirikan Dehills Institute.
Sebagai politisi, Hasyim Arsal tidak memiliki target pribadi di dunia politik. Ia meyakini bahwa kepercayaan rakyat adalah amanah.
"Jika rakyat meminta saya duduk di legislatif, saya akan jalani dengan penuh tanggung jawab. Jika di eksekutif, saya akan letakkan sistem yang berpihak dan berdampak. Tapi saya tidak berambisi—saya hanya ingin menjadi bagian dari kebaikan yang nyata, di manapun itu. InsyaAllah jika saya maju, maka itu di Dapil saya, Kalimantan Selatan II," Hasyim Arsal menyampaikan pentingnya berpolitik karena melaksanakan amanah rakyat.
Di akhir wawancara, Hasyim Arsal menggarisbawahi bahwa ia ingin dikenang bukan sebagai politisi, tapi sebagai manusia yang mencintai umat dan bangsanya.
"Saya ingin membuktikan bahwa politik bisa dijalani dengan kejujuran, cinta, dan ilmu. Dan saya ingin anak-anak muda tahu, bahwa jalan sunyi perjuangan jauh lebih indah daripada jalan ramai pencitraan," ujar Hasyim Arsal sembari mendoakan agar Blog Narasi menjadi saksi sejarah bahwa kader Demokrat bisa bicara, berpikir, dan bertindak dengan nurani.
Doa baik dari Habib Hasyim Arsal Alhabsi yang harus kita aminkan.
Perjalanan Politik
Anggota Fungsional Partai Demokrat (2008–2018)
Caleg DPR RI Dapil Sulsel I (2009)
Caleg DPR RI Dapil Kalsel I (2014)
Caleg DPR RI Dapil Kalsel I (2019)
Caleg DPR RI Dapil Kalsel II (2024)
Jabatan: Deputi Perhubungan DPP Partai Demokrat 2025–2030
(Didik L. Pambudi)