Jangan Bersedih, LavAni
LavAni Livin Transmedia kembali kalah di grand final Proliga, layaknya tahun lalu.
Kehilangan dua pemain karena sakit, Irpan (libero) dan Musabikhan (spiker) tampaknya sangat berpengaruh pada LavAni.
Bagaimanapun sikap hormat tetap harus diberikan pada LavAni yang bertarung habis-habisan sejak awal Proliga hingga grand final.
Kepada keluarga besar dan penggemar LavAni tetaplah mencintai klub luar biasa ini.
LavAni memang tumbuh dalam kata indah "cinta". Ia lahir karena rasa cinta Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Ibu Negara ke-6 (almarhumah) Ani Yudhoyono.
Dalam empat tahun keikutsertaan di Proliga, LavAni menorehkan prestasi spektakuler, kalau tak mau dianggap ajaib.
Di kali pertama ikut Proliga 2022, LavAni mewujudkan kata ajaib "vini, vidi, vici". LavAni datang, bertarung dan juara.
Di Proliga 2023, LavAni kembali mempertahankan tahtanya.
Dua tahun berturut-turut berikutnya (2024, 2025), LavAni kembali masuk grand final Proliga. Meski harus mengakui keunggulan Bhayangkara Presisi, musuh bebuyutan dalam empat grand final.
Di Proliga 2025, LavAni yang sempat unggul 2-0, akhirnya kalah 2-3 (25-19, 25-23, 22-25, 22-25, 9-15).
Terlepas dari kekalahan LavAni, grand final Proliga 2025 memang menarik. Adu fisik, teknik, stamina, dan psikis tampak nyata antara LavAni dan Bhayangkara, yang memang musuh bebuyutan.
Tidak ada yang mau mengalah.
Pertandingan berkelas yang pasti memuaskan lebih 10 ribu penonton di GOR Among Rogo, Kota Yogyakarta, juga jutaan penggemar voli yang menyaksikan di Moji TV atau live streaming Vidio, Minggu malam (11/5).
Atas penampilan LavAni yang stabil dalam empat kali keikutsertaan di Proliga, dua kali juara; empat kali masuk grand final, para pecintanya harus tetap berbangga.
Prestasi fenomenal itu tidak diraih dengan mudah.
Ada tangan-tangan dingin yang berperan besar di balik itu semua. Tangan-tangan yang membentuk para pemain LavAni untuk disiplin berlatih, bermental juara, pantang menyerah.
Nama pertama pastilah SBY. Segala yang dikerjakan mantan orang pertama negeri ini penuh dengan ketotalan. Apa pun yang SBY kerjakan pasti berujung pada apresiasi.
Sosok kedua adalah Ossy Dermawan. Manajer LavAni yang membuktikan apa pun tugas yang diberikan padanya akan dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. Penuh kesungguhan.
Padahal Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN tersebut punya tugas-tugas lain yang tak kalah bebannya. Ossy adalah Kepala BPOKK DPP Partai Demokrat serta Direktur Eksekutif Museum dan Galeri Seni SBY-Ani.
Sosok ketiga tentulah pelatih LavAni, Nicolas Vives. Mantan pelatih Tim Nasional Kuba tersebut sudah tiga kali membawa LavAni masuk grand final Proliga.
Terakhir tentulah seluruh keluarga besar dan pendukung militan LavAni yang "dipimpin" Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan).
Para pendukung militan LavAni bahkan rela mendatangi LavAni, di mana dan kapan pun bertanding.
Bagi pecinta voli tanah air, gemuruhnya kompetisi voli tertinggi tanah air, Proliga, tentu mendatangkan rasa bahagia tersendiri. Kita yakin, voli akan melahirkan prestasi-prestasi besar di kancah internasional. Tidak hanya merajai voli putra di Asia Tenggara tapi juga bisa bicara di tingkat Asia dan dunia. Demikian tim voli putri kita.
Voli, olahraga rakyat, yang tidak butuh lapangan luas. Voli bisa dimainkan di kampung-kampung atau perumahan paling sederhana.
Bibit-bibit pemain voli bisa dilahirkan dari seluruh pelosok negeri ini.
Kita hanya perlu menjaga agar kompetisi seperti Proliga dan Livoli semakin semarak di tahun-tahun mendatang. Sehingga demam voli terus menjangkiti masyarakat.
Akhirnya, jangan bersedih, LavAni.
Seperti kerap disampaikan Pak SBY, kadang kita menang, terkadang kita kalah.
Tetapi apa pun itu semuanya menjadi pelajaran untuk hari-hari lebih baik di masa mendatang.
Hari-hari untuk LavAni. Terlebih lagi, hari-hari untuk Tim Nasional Voli.
Foto: daily volley ball
(Didik L Pambudi, pendukung LavAni)