Yan Harahap: Demokrat adalah Partai Pertama dan Terakhir
"Partai Demokrat adalah partai pertama dan, insya Allah, partai terakhir saya"
Petikan kalimat di atas disampaikan Yan Amarullah Harahap SE., SH., M.M., Sekretaris II Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS) DPP Partai Demokrat.
Jika Yan Harahap sangat tegas menyampaikan pernyataannya, itu dikarenakan perjalanannya di Demokrat teramat panjang. Yan Harahap telah ikut membesarkan partai yang pendiriannya digagas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak 2004.
Yan Harahap dilahirkan di Panyabungan, Sumatera Utara, 15 September 1968.
Yan Harahap menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 3 Panyabungan. Ia kemudian melanjutkan di SMP Negeri 2 Panyabungan.
Selepas SMP, Yan Harahap sekolah di SMAN 3 Medan.
Lulus SMA, Yan Harahap melanjutkan pendidikan di S1 Ekonomi Manajemen Universitas Islam Bandung (Unisba), lulus 1996.
Gelar Magister Management diraihnya dari Universitas Trisakti tahun 2006.
Uniknya, Yan Harahap kembali mengambil gelar Sarjana Hukum Bisnis dari Universitas Tama dan diwisuda tahun 2019.
Bakat kepemimpinan Yan Harahap sudah terlihat jelas saat masih kuliah di Unisba.
Di tahun 1991, Yan Harahap telah mendirikan grup musik yang ia beri nama “Strangers Band” (bertahan hingga 1997). Ia sekaligus menjadi manajer di grup tersebut.
"Saya bertanggung jawab untuk membangun hubungan baik di antara semua orang di grup, menetapkan tujuan grup dan bekerja keras untuk mencapainya, mengatur jadwal latihan grup, mengontrol kinerja grup," ujar Yan Harahap dalam wawancara tertulis.
Kerja kerasnya memperoleh hasil nyata. Grup musiknya mendapatkan banyak permintaan untuk tampil di beberapa restoran, kafe, dan pub terkemuka di Bandung serta Jakarta. Sesuatu yang dianggap Yan Harahap benar-benar menantang dirinya untuk memiliki keterampilan pendekatan dan negosiasi yang baik.
Yan Harahap memang selalu total melakukan sesuatu hal. Ia pernah berlatih di klub taekwondo kampusnya kurun waktu 1990-1996. Hasilnya? Yan Harahap memperoleh sabuk hitam (DAN I Kukkiwon) dan memenangkan medali perunggu dalam Kejuaraan Mahasiswa antar-universitas se-Jawa dan Sumatera.
Semua prestasi tersebut menunjukkan Yan Harahap adalah sosok yang bermotivasi dan berkomitmen tinggi.
Seusai kuliah di Unisba, Yan Harahap bekerja di PT. Cussons Indonesia, perusahaan Multi Nasional Consumers Goods, bertugas mengelola produk Imperial Leather Body Foam. Pada tahun 1997, ia melakukan pengembangan produk baru (ukuran baru) hingga meningkatkan penjualan produk secara luar biasa.
Di tahun 2001, saat bekerja di PT. Cadbury Indonesia, perusahaan confectionery Multi Nasional, Yan Harahap menggagas peluncuran produk baru Cadbury Chocolate Eclairs (Choclairs) di Indonesia. Produk yang diluncurkan sangat menarik. Mulai dari kemasan yang ditawarkan hingga menggelar beragam pertunjukan di berbagai kafe di Jakarta. Produk ini akhirnya melampaui target penjualan.
Meski kariernya cukup cemerlang, Yan tetap mengikuti perkembangan politik Indonesia. Ketertarikan Yan Harahap pada politik praktis dimulai dari kekagumannya pada SBY menjelang reformasi.
Awalnya Yan Harahap merasa kagum melihat penampilan SBY di layar kaca. SBY yang saat itu masih menjadi Kasospol ABRI terlihat sebagai sosok tentara yang berbeda dengan tentara pada umumnya.
Pada masa itu memang ada stigma yang umum di era Orde Baru bahwa tentara adalah sosok yang sangar dan galak.
SBY berbeda. Meski gagah, SBY berbicara dalam nada sangat santun dan runtut. SBY pun terlihat sangat intelektual.
Kekaguman pada SBY membuat Yan Harahap terus mengikuti perjalanan karier sosok peraih Adhi Makayasa 1973 tersebut.
Yan Harahap semakin tertarik kepada SBY saat ditunjuk Presiden ke-4 Abdurahman Wahid (Gus Dur) sebagai Mentamben. Karier politik SBY semakin cemerlang setelah menjadi Menko Polsoskam di era Gus Dur dan Menko Polkam di era Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Ketika SBY mundur dari Menko Polkam dan kemudian maju sebagai calon presiden, Yan pun mempersiapkan diri untuk mendukung calon presiden yang sudah lama diidolakannya.
Pada saat itulah, Yan bertemu sahabat lamanya (alm) Rully Charis, mantan wartawan sebuah televisi berita ternama.
Rully ternyata juga pendukung militan SBY. Ia bahkan ikut mendirikan Blora Center (di bawah arahan alm Sudi Silalah), sebuah lembaga komunikasi yang berjuang untuk meluruskan berita-berita negatif tentang sosok SBY.
Rully mengajak Yan untuk bergabung. Yan menyambut dengan senang hati. Kedua sahabat itu pun bahu-membahu memenangkan pasangan SBY-JK di Pilpres 2004.
Selepas ikut memenangkan SBY-JK, Rully dan Yan segera masuk menjadi kader Partai Demokrat di akhir 2004. Semula mereka ingin bergabung di kepengurusan pusat. Tetapi akhirnya mereka memutuskan untuk kembali mendukung Pemerintahan SBY dari luar partai.
Rully dan Yan ikut terlibat dalam pendirian media cetak Harian Jurnal Nasional (Jurnas). Harian ini memang didirikan untuk mengawal kebijakan Pemerintahan SBY-JK. Jurnas juga berperan besar untuk menyampaikan program-program Pemerintahan SBY-JK kepada masyarakat. Di Jurnas, Yan berprofesi sebagai manajer pemasaran dan Rully menjadi pemimpin perusahaan.
Yan Harahap ikut berperan penting untuk kemenangan SBY pada periode kedua. Tahun 2009, bersama (alm) Survenov Sirait, Yan Harahap turut mendirikan Ormas “FORSAS” (Forum Harmoni Nusantara). Ormas ini didirikan untuk ikut memenangkan pasangan SBY-Boediono di Pilpres 2009.
Setelah ikut memenangkan SBY-Boediono, Yan mendirikan media online IndonesiaRayaNewsdotcom (IRNews) di tahun 2011. Di media itu, Yan Harahap menjadi pemimpin umum dan (alm) Jend. TNI (Purn) George Toisutta didaulat sebagai pemimpin redaksi. Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Sartono Hutomo menjadi komisaris di media tersebut. Sama seperti sebelumnya, media ini juga fokus mengawal pemberitaan Pemerintahan SBY-Budiono dan kebijakan DPP Partai Demokrat serta Fraksi PD DPR RI.
Karier Yan Harahap di Partai Demokrat baru dimulai tahun 2010-2015, saat ia diangkat sebagai Ketua Biro di Depkominfo DPP PD.
Kiprahnya di Partai Demokrat berlanjut setelah pada 2015-2017 diangkat sebagai Ketua Biro Kepemudaan di Dept. Pemuda & Olahraga DPP PD.
Pada tahun 2017-2020, Yan menjadi fungsionaris di Divisi Komunikasi Publik. Divisi ini mengawal media dan komunikasi DPP PD.
Pada tahun 2020-2025, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melantik Yan sebagai Deputi Balitbang DPP PD.
Di periode kedua kepemimpinannya, AHY kembali menunjukkan kepercayaan besar pada Yan Harahap dengan mengangkatnya sebagai Sekretaris II BRAINS DPP-PD, sebuah lembaga tangki pemikir yang baru dibentuk di Demokrat.
Di luar struktur kepengurusan DPP-PD, Yan Harahap dipercaya Fraksi Partai Demokrat DPR-RI yang dipimpin Edhie Baskoro Yudhoyono sebagai Chief of Staf Fraksi PD DPR-RI, membawahi Tenaga Ahli, staff Media dan Sekretariat FPD. Yan diberikan amanah selama dua periode untuk posisi tersebut, 2019-2024 dan 2024-2029.
Bila kepercayaan terhadap Yan Harahap begitu besar, tak lepas dari keloyalan dan ketotalannya memperjuangkan Demokrat.
Yan dikenal luas sebagai sosok yang selalu membela dan mengkomunikasikan kebijakan AHY dan Partai Demokrat, baik di media mainstream maupun media sosial. Ia gigih menyuarakan kebijakan PD dengan memberi pernyataan ke berbagai media. Ia juga kerap menahan serangan apa pun terhadap Demokrat.
Yan memang punya pernyataan menarik terhadap hal ini. Menurutnya suatu pengalaman berkesan ketika statement kita menjadi pertimbangan maupun pengaruh bagi kawan maupun lawan politik. Sering memberi pernyataan ke publik juga membuat Yan Harahap selalu belajar dan mencari informasi dan data selengkapnya.
Yan Harahap pun tercatat sebagai satu kader Demokrat yang bertarung all-out dalam perjuangan melawan "pembegalan" oleh KLB Ilegal Partai Demokrat yang dilakukan Moeldoko cs.
Atas aksinya, Pimpinan Drone Emprit, Ismail Fahmi, melalui SNA (Social Network Analysis) yang memotret aktivitas di Sosmed Twitter (skrg X), menyebut akun @YanHarahap dan @FPD_DPR merupakan 2 akun “dog fighters” terkuat (10 besar) dalam melawan upaya pembegalan KLB Moledoko di perang udara dunia maya. Akun @FPD_DPR sejatinya juga dipegang dan dikendalikan Yan Harahap beserta kader-kader lain di FPD DPR.
Yan Harahap dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono
Saat itu Ismail Fahmi juga menunjukkan rasa hormat pada seluruh kader Demokrat, dipimpin AHY, yang terang-terangan menunjukkan identitas pribadi saat berperang di dunia maya.Hal ini disampaikan Ismail Fahmi ketika menjadi salah satu narasumber dalam acara PDF (Proklamasi Demokrasi Forum) yang digelar Balitbang DPP-PD.
Melihat potensi dan capaiannya yang mengagumkan, tak heran jika banyak parpol mengajak Yan untuk bergabung dan meninggalkan Demokrat. Tetapi Yan menolak dengan tegas.
"Saya sudah terlalu mencintai Partai Demokrat. Saya sangat mencintai Pak SBY, Bu Ani, Mas AHY, Mas Ibas dan banyak kader Demokrat lainnya. Apa pun kata orang, tetapi inilah partai pertama dan terakhir saya," Yan menyampaikan keteguhannya.
Kontribusi nyata lainnya dari Yan Harahap adalah menyumbangkan suara ke Partai Demokrat dengan menjadi Caleg DPR-RI (2019-2024 & 2024-2029). Bagi Yan Harahap majunya ia sebagai caleg adalah kontribusi nyata kader dalam mendapatkan suara partai (meski belum terpilih).
Yan Harahap bahkan bertekad untuk terus berjuang di periode-periode berikutnya dengan maju sebagai Caleg DPR-RI.
Yan juga berharap bisa kembali maju di Dapil Sumut I karena ia telah membangun jaringan konstituen di wilayah tersebut. Lagipula di dapil tersebut namanya pernah tercatat sebagai caleg potensial menjelang Pileg 2024.
"Begitupun, semuanya saya serahkan kepada keputusan Partai Demokrat. Apa pun yang diperintahkan tentu saya siap melaksanakan," ujar Yan Harahap mengakhiri perbincangan.
Perjalanan Karier
1. PT. Cussons Indonesia (FMCG Company) Marketing Assistant to Senior Manager 1997-1999
2. PT. Cadbury Indonesia (FMCG Company) Product Manager 2000-2001
3. Stiletto Communication (Adv Company) Creative Director 2001-2002
4. PT. Total Chemindo Loka (FMCG Company Brand Manager 2002-2005
5. PT. Media Nusa Pradana (Harian Jurnas) Marketing Manager 2005-2010
6. PT. Ceria Indonesia (IT Company) Managing Director 2008-2013
7. PT. Indonesia Raya Kokoh Managing Director/ Pemimpin Umum 2011-2016
8. PT. Indora Mediaqiu Perkasa Managing Director 2016-2019
9. Fraksi Partai Demokrat DPR RI Chief of Staff of Expert Staff 2019-2024
10. Fraksi Partai Demokrat DPR RI Chief of Staff of FPD 2024-2029
11. Advokat pada YAH Lawyer & Co. Advokat/Counselor at Law 2020-Sekarang
Perjalanan Politik
1. Bergabung dengan Partai Demokrat 2004-sekarang
2. Ketua Biro Depkominfo DPP Partai Demokrat 2010-2015
3. Ketua Biro Dept Pemuda & Olahraga DPP Partai Demokrat 2016-2017
4. Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat 2017-2020
5. Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat 2020-2025
6. Sekretaris II BRAINS DPP Partai Demokrat 2025-2030
7. Bendahara Umum JBMI (Jam’iyah Batak Muslim Indonesia 2025-2030
Training/Kursus:
1. Integrated Marketing & Finance; Harmonizing Paradigm, Avoiding Conflict MarkPlus & Co 2001
2. Sharpening The Culture Cadbury Asia 2001
3. Integrated CRM & Marketing Communication Ciptamaya 2005
4. PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) PERADI 2019
5. Leader’s Retreat Partai Demokrat DPP Partai Demokrat 2022
(Didik L. Pambudi)