Joe Samalanga Ikut Mendamaikan Aceh Lewat Kesenian
Perdamaian Aceh sejatinya melibatkan hampir seluruh masyarakat Negeri Serambi Mekkah tersebut. Mereka ingin konflik panjang yang menelan belasan ribu korban jiwa segera berakhir.
Banyak dari mereka menempuh cara-cara damai, misalnya melalui kesenian. Joe Samalanga (kini Kepala Bakomstra Partai Demokrat Aceh) satu di antaranya.
Jauhari Ilyas (yang kemudian akrab disapa Joe Samalanga) dilahirkan di Kelurahan Blang Kolak I, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, 19 Januari 1968.
Joe menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMAN I Takengon, Aceh Tengah.
"Pada tahun 1987, saya merantau dan kuliah Ilmu Komunikasi, Jurusan Hubungan Masyarakat di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), Lenteng Agung, Jakarta," ujar Joe Samalanga dalam wawancara tertulis, Sabtu (28 Juni).
Di Jakarta Joe aktif menulis untuk beberapa media. Ia juga menerbitkan 3 edisi majalah Gayo Hariye, membentuk perkumpulan Arisan pemuda Aceh dan Gayo (ARPAG), menjadi Humas Buntul Kubu Jakarta, dan pengurus Ikatan Musara Gayo Jakarta.
Lewat aktivitasnya tersebut, Joe terus memperjuangkan perdamaian di Aceh dari Jakarta.
Pada tahun 1997, Joe Samalanga menerbitkan tabloid Asasi. Tabloid ini dengan berani menyuarakan isu-isu hak asasi manusia di Aceh. Namun, karena tekanan dan situasi konflik, media ini dihentikan penerbitannya.
Tetapi Joe tak patah arang. Ia mengambil alternatif lain. Joe memilih musik sebagai media komunikasi dan menjadi penata musik untuk lagu-lagu yang menggambarkan realitas masyarakat Aceh.
Beberapa karya terkenal Joe Samalanga mencerminkan perpaduan antara seni, aktivisme, dan narasi sosial yang kuat dari Aceh.
Diantaranya lagu “Do Do Daidi.” Satu karya paling populer yang ia tata musiknya. Lagu ini berasal dari tradisi nyanyian Aceh dan diolah kembali dengan sentuhan modern untuk menyuarakan penderitaan masyarakat Aceh selama masa konflik.
Lagu ini menjadi bagian dari Album Nyawoung yang dirilis sekitar tahun 2000 dan dipopulerkan oleh Cut Aja Riska dan kawan-kawan.
Di Aceh, album Nyawoung sangat populer. Kaset yang terbit di bawah label Joe Project itu laku keras. Edisi cetakan pertama sebanyak 5.000 kopi habis dalam waktu singkat. Demikian pula cetakan selanjutnya.
Lirik-lirik dalam Album Nyawoung menjadi simbol perlawanan dan kerinduan terhadap kampung halaman. Album Nyawoung juga membangkitkan seni tradisional di tengah konflik bersenjata di Aceh.
Melihat kepopuleran dan dampak yang ditimbulkan, otoritas militer di Aceh merazia dan melarang peredaran album Nyawoung. Militer menuduh album tersebut menjadi media penyemangat dan perlawanan bagi masyarakat Aceh.
Kesemua itu tentu hanya sebagian dari aktivitasnya.
Joe, misalnya, adalah orang pertama yang mempertemukan Gayo, Aceh Pesisir dan Aceh Selatan dalam sebuah pentas seni tingkat dunia dalam International Gamelan Festival di Yogjakarta.
Konsultan komunikasi Muhammad Syukri menilai Joe Samalanga telah menghidupkan kembali tradisi Aceh dengan pendekatan modern. Dia menggunakan seni sebagai bentuk perlawanan dan penyembuhan.
Joe mendorong pelestarian budaya lokal agar tidak hanya bertahan, tapi juga dikenal dunia.
Lantaran aktif menjadi jurnalis dan berkesenian, Joe baru masuk ke politik praktis tahun 2014.
Awalnya, Joe Samalanga yang merantau ke Jakarta sejak tahun 1987, pulang ke Aceh di tahun 2013. Profesinya adalah wartawan.
Di tahun 2014, melihat pengalamannya sebagai jurnalis dan kehumasan, Joe Samalanga diminta menjadi tim media Nova Iriansyah (saat itu Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat periode 2009-2014).
Permintaan Nova tersebut mendapat sambutan positif dari Joe Samalanga.
Menurutnya, baik saja jika ia bergabung dengan Partai Demokrat.
Joe melihat Demokrat adalah partai yang pendiriannya digagas Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sosok yang sangat memiliki citra positif di Aceh.
Joe telah sejak lama menanamkan dalam ingatannya, SBY adalah ikon Demokrat karena peran besarnya dalam penanggulangan tsunami dan perdamaian Aceh. SBY meraih 92,6%, suara dalam Pilpres 2009 di Aceh. Semua itu adalah bukti rakyat Aceh sangat mengagumi dan mengingat peran SBY dalam penanganan tsunami dan perdamaian Aceh.
Joe menegaskan, secara umum Demokrat adalah partai yang tetap dekat dengan Aceh. Rakyat Aceh mengingat dengan baik peran Demokrat pasca-bencana tsunami dan perdamaian Aceh.
Sebagai putra Aceh Tengah, Joe Samalanga juga sangat berterimakasih atas kunjungan SBY ke Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, yang dilanda gempa besar pada 2013.
Saat itu, situs berita lintasgayo, tempat Joe Samalanga bekerja, memberitakan secara maksimal kehadiran SBY di Ketol.
Joe Samalanga pun mencatat peran SBY dalam pembangunan di tanah kelahirannya dan Aceh.
Bagi Joe, pembangunan Bandara Rembele, Kabupaten Bener Meriah, yang juga melibatkan kebijakan Pemerintahan SBY, turut menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh Tengah.
Peran besar SBY dalam perdamaian dan pembangunan di Aceh sangat membesarkan hati Joe Samalanga. Semua hal yang kemudian melahirkan rasa cintanya untuk Demokrat.
Sebagai sosok yang dikenal luas di Aceh, Joe sempat diajak beberapa partai lain untuk bergabung. Namun ia menolak. Pilihannya sudah final: Demokrat.
Tak lama berada di Demokrat, Joe Samalanga dilantik menjadi Ketua Divisi Komunikasi (kini dimekarkan menjadi Badan Komunikasi Strategis atau Bakomstra) Partai Demokrat Aceh.
Jabatannya tersebut membuat Joe adalah sosok yang menjadi juru bicara sekaligus mengkoordinir wartawan terkait pemberitaan Demokrat Aceh.
Tugas itu pula yang ia jalankan setiap SBY serta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berkunjung ke Demokrat Aceh.
Tugas menjadi juru bicara dan sosok paling bertanggung jawab dalam pemberitaan Demokrat Aceh terus diemban Joe Samalanga hingga saat ini.
Ketua Partai Demokrat Aceh Muslim Saleh mempercayakan posisi Kepala Bakomstra kepada Joe Samalanga. Sebuah kepercayaan yang layak mengingat rekam jejak Joe di jurnalisme sejak 1987.
Kini, Joe Samalanga tetap merasa berbesar hati berada di Partai Demokrat.
Ketua Umum Partai Demokrat AHY telah menunjukkan diri sebagai politisi mumpuni yang jauh dari masalah.
"Mas AHY juga meneruskan cita-cita Pak SBY untuk Aceh yang damai dan sejahtera," Joe Samalanga mengakhiri pernyataannya.
(Didik L. Pambudi; referensi: wawancara; situs lintasgayo)